Seringkali di gurun pasir, fatamorgana menyerupai danau atau air atau kota. Ini sebenarnya adalah pantulan daripada langit yang dipantulkan udara panas. Udara panas ini berfungsi sebagai cermin.
Kata fatamorgana diambil dari bahasa Italia. Ini pada mulanya adalah nama saudari Raja Arthur, Faye le Morgana, seorang peri yang bisa berubah-ubah rupa.
KETIKA matahari bersinar terik, mungkin kalian pernah melihat genangan air di tengah jalan. Tapi, ketika genangan air itu didekati..eits, mendadak saja hilang! Lho..kok bisa? Ke manakah larinya genangan air yang tampak menyejukkan tadi? Apa mungkin bisa hilang dalam beberapa menit?
Bisa jadi, apa yang kalian lihat itu sebenarnya hanyalah fatamorgana alias bayangan. Jadi, bukan air betulan. Perlu kalian tahu nih, wujud fatamorgana itu bermacam-macam. Kadang-kadang berbentuk danau, atau bisa juga menyerupai perahu, pulau karang, gunung, maupun kotak ajaib. Ngomong-ngomog, fatamorgana itu apa, dan bagaimana ia bisa terjadi? Lalu, mengapa pula bayangan semacam itu bisa muncul di alam terbuka, padahal tak ada cermin?
Sobat, fatamorgana bukanlah sebuah misteri yang tak ada jawabannya. Sebab, ia merupakan gejala alam biasa yang dapat dijelaskan dengan ilmu pengetahuan. Begini, sebenarnya fatamorgana atau bayang-bayang udara adalah sesuatu yang tidak ada, tetapi tampak ada. Fatamorgana terjadi karena ada cahaya terpantul dari sesuatu yang sangat jauh letaknya. Fatamorgana hanya dapat dilihat apabila ada lapisan udara sejuk atau hangat di dekat permukaan tanah.
Biasanya sih, cahaya merambat dalam garis lurus. Namun, bila merambat melalui lapisan udara hangat dan lapisan udara sejuk, cahaya memberi reaksi lain. Baik lapisan udara hangat maupun lapisan udara sejuk itu bisa berperan sebagai lensa. Dengan demikian, lapisan-lapisan tersebut membelokkan cahaya.
Apabila lapisan udara sebelah bawah panas, maka fatamorgana akan terjadi di dekat permukaan tanah, seperti genangan air yang kalian lihat tadi. Tapi, jika lapisan bawah tersebut dingin, maka cahaya akan membelok ke arah lain, yang posisinya lebih tinggi. Dengan begitu, fatamorgana akan terjadi jauh di atas permukaan tanah, malahan mungkin melayang-layang di angkasa!
Fatamorgana juga dapat muncul dari tempat yang tidak kalian sangka-sangka. Sebuah "danau", bisa jadi merupakan gelombang-gelombang cahaya yang berasal dari awan di tempat sangat jauh. Sedangkan yang tampak seperti "pulau karang", mungkin adalah gelombang-gelombang cahaya dari puncak gunung yang berjarak ribuan kilometer dari tempat penampakan fatamorgana itu. Para pelaut bahkan pernah melihat "kapal-kapal hantu" yang melayang terbalik di udara. Kapal-kapal itu sebenarnya adalah fatamorgana dari kapal nyata yang letaknya di bagian lain samudera.
Di Selat Messina, lepas Pantai Sisilia Laut Tengah, kadangkala muncul sebuah kotak ajaib yang seakan-akan terapung di air. Namun, kotak ini langsung lenyap ketika nelayan mencoba menjaringnya. Masyarakat sekitar pernah menduga kehadiran kotak ajaib ini sebagai ulah jin atau hantu laut. Ada juga yang menyebutnya sebagai kotak misterius. Padahal, apa yang mereka lihat hanyalah fatamorgana, yang mendadak lenyap begitu didekati.
Kalian pun tidak akan pernah dapat mendekati fatamorgana, karena sebenarnya memang tidak ada. Walaupun demikian, gelombang cahaya yang kalian lihat benar-benar ada. Makanya, jika kalian memiliki kamera, kalian dapat memotret fatamorgana itu. Kameramu akan menangkap gelombang-gelombang cahaya yang tak terlihat oleh matamu. Dengan demikian, kalian dapat memotret benda yang sesungguhnya tidak ada.
Penampakan fatamorgana, sebagai contoh, dipengaruhi oleh ketinggian titik pengamatan. Makin tinggi titik pengamatan, fatamorgana semakin tidak jelas. Fatamorgana makin jelas jika titik pengamatan rendah. Para pelaut, terbiasa dengan fenomena di mana pulau terlihat melayang di
udara. Kesan ini timbul saat mereka mengamati pemandangan laut dari kapal dengan ketinggian penglihatan antara dua atau tiga meter di atas permukaan laut dan juga di tempat-tempat yang datar.
Peristiwa terjadinya fatamorgana seperti terlihatnya kilauan air diatas jalanan beraspal disiang hari yang terik atau berkilaunya berlian dapat dijelaskan berdasarkan pemantulan sempurna. Syarat terjadinya pemantulan sempurna yaitu sinar harus datang dari medium yang lebih rapat kemedium yang kurang rapat,sudut sinar datang yang membuat sudut sinar bias menjadi 90 derajat disebut sudut kritis dan sudut datang harus lebih besar dari sudut kritis. Sehingga sinar tidak saja dibiaskan melainkan dipantulkan kembali.




